
šļø 166 Views
0 Likes
Dalam dunia digital yang semakin ramai dan kompetitif, branding bukan lagi soal logo dan warna semata. Branding adalah tentang bagaimana brand kamu berbicara, apa yang dikatakan, dan bagaimana audiens merasakannya. Tapi banyak bisnisĀ terutama UMKM masih bingung mau bicara apa di media sosial. Akibatnya, konten jadi asal-asalan, tidak konsisten, dan yang paling fatal: tidak relevan dengan audiens.
Kalau kamu salah satunya, tenang. Kamu tidak sendirian. Membangun brand voice memang tidak mudah, apalagi jika belum punya arah komunikasi yang jelas. Nah, sebelum kamu stres dan malah tidak posting sama sekali, coba mulai dari tiga hal penting ini. Tiga hal ini bisa jadi pondasi untuk menyusun pesan brand yang kuat, konsisten, dan berdampak.
1.
Mulai dari Nilai Brand Kamu (Brand Values)
Sebelum bicara ke audiens, kamu perlu tahu dulu: apa nilai-nilai utama brand kamu? Nilai ini bukan sekadar “kami ingin membantu orang”, tapi benar-benar prinsip yang kamu pegang dalam menjalankan bisnis. Contoh:
Kalau kamu menjual produk ramah lingkungan, nilai utamanya bisa ākesadaran terhadap bumiā.
Kalau kamu jual makanan sehat, nilai utamanya mungkin ākehidupan seimbangā.
Dari nilai ini, kamu bisa mulai menyusun narasi. Misalnya, kamu bisa bikin konten tentang gaya hidup sehat, cerita konsumen yang berubah jadi lebih bugar, atau tips hemat energi di rumah. Semuanya nyambung ke nilai brand kamu.
2.
Kenali Masalah dan Impian Target Audiens
Brand yang kuat adalah brand yang ngerti audiens-nya. Bukan cuma tahu usia atau lokasi mereka, tapi tahu:
Masalah apa yang sedang mereka hadapi?
Apa impian mereka?
Apa yang mereka cari saat scrolling di Instagram atau TikTok?
Misalnya, kalau kamu menjual produk skincare lokal, jangan cuma bicara soal bahan aktif. Bicara juga soal perasaan pengguna: ābingung pilih produk yang cocokā, āinsecure dengan kulit berjerawatā, atau āingin tampil natural tanpa makeupā. Semakin kamu nyambung dengan isi kepala mereka, semakin besar peluang konten kamu akan disimpan, dibagikan, bahkan ditindaklanjuti dengan pembelian.
3.
Gunakan Cerita, Bukan Hanya Informasi
Orang tidak terhubung dengan fakta. Mereka terhubung dengan cerita. Kalau kamu hanya posting āproduk A terbuat dari bahan X dan bisa mencerahkan dalam 7 hariā, audiens akan merasa seperti ditawari brosur. Tapi kalau kamu bercerita: āDulu aku nggak percaya diri karena jerawat. Tapi sejak pakai produk ini…ā, orang jadi lebih relate. Cerita punya kekuatan emosional yang bisa memperkuat identitas branding kamu.
Cobalah mulai memasukkan elemen cerita dalam konten: kisah di balik brand, perjuangan UMKM, testimoni konsumen, atau bahkan cerita keseharian tim kamu. Ini membuat brand kamu lebih manusiawi dan dekat.
Kalau kamu sudah tahu mau bicara apa, langkah selanjutnya adalah menyampaikannya dengan strategi yang tepat. Di sinilah MetaSocial hadir untuk bantu kamu. Kami bukan hanya membantu membuat konten yang menarik, tapi juga membangun branding yang kuat, konsisten, dan sesuai dengan keunikan bisnismu. Mulai dari pemetaan value, strategi konten, hingga eksekusi visual yang profesional semua kami siapkan agar brand kamu bisa bicara dengan cara yang lebih bermakna. Yuk, mulai bangun branding kamu bareng MetaSocial sekarang!
Leave a Comment