
👁️ 110 Views
0 Likes
Di dunia konten marketing sekarang, rasanya semua orang berlomba-lomba bikin konten yang viral.Tapi, apakah viral sudah pasti sukses? Belum tentu. Konten yang viral memang bisa kasih exposure instan, tapi kalau gak punya nilai (value), audiens bisa lupa dalam hitungan jam.
Padahal, yang benar-benar membangun loyalitas dan konversi dalam social media marketing adalah konten yang punya makna, relevansi, dan daya tahan. Nah, artikel ini bakal bahas kenapa value-driven content lebih penting daripada sekadar viral, dan bagaimana kamu bisa mengaktifkan konten brand-mu secara strategis.
Ketika brand mengaktifkan kontennya di media sosial, banyak yang langsung fokus ke “gimana caranya biar viral?”. Memang, konten yang lagi viral di YouTube, konten viral di Facebook, atau tren yang cepat FYP di FB Pro bisa menarik perhatian dalam waktu singkat.
Misalnya, konten viral di TikTok yang hanya modal lipsync atau tren dance bisa langsung dapat jutaan views.Tapi, konten seperti itu seringkali gak membentuk hubungan jangka panjang dengan audiens.
Yang kamu butuhkan bukan hanya viralitas, tapi konten yang punya strategi dan relevansi terhadap audiens dan produkmu. Contohnya? Konten tips dan trik, konten edukatif, atau cerita brand yang menyentuh sisi emosional audiens ini jenis konten yang mungkin gak selalu viral, tapi bisa engage secara mendalam.
Inilah inti dari aktivasi konten brand, bagaimana brand muncul secara konsisten dengan value yang kuat di setiap platform sosial media.
Kita gak bisa bohong, semua pasti pengen tahu cara membuat video viral di Facebook, cara viral di media sosial, atau cara membuat postingan viral. Tapi perlu diingat, konten viral itu bukan kebetulan. Ada pola dan pendekatan kreatif di baliknya.
Kamu bisa mulai dengan membuat konten kreatif yang relevan dengan tren, tapi tetap selaras dengan identitas brand. Coba juga kombinasi storytelling dan format cepat konsumsi, seperti carousel Instagram atau video singkat TikTok. Bikin juga konten yang sifatnya berita ringan atau insight singkat, karena jenis ini punya potensi share tinggi. Misalnya, saat kamu membuat konten berita yang dikemas dalam format yang mudah dicerna dan relate dengan keseharian Gen Z dan Milenial.
Jadi, walau kamu mengejar viral, jangan tinggalkan nilai-nilai yang bikin audiens merasa kontenmu worth sharing, bukan cuma worth scrolling.
Di era konten yang serba cepat ini, viralitas memang bisa jadi bonus, tapi bukan tujuan utama. Yang lebih penting adalah membangun konten marketing yang punya value, relevan dengan audiens, dan selaras dengan pesan brand. Kamu tetap bisa pakai insight dari konten viral di TikTok atau konten viral di Facebook, tapi bentuklah dengan pendekatan strategis. Karena pada akhirnya, konten yang bikin audiens datang dan tinggal bukan yang paling rame, tapi yang paling bermakna.
Leave a Comment