
👁️ 83 Views
0 Likes
Promosi sudah rajin, tiap hari upload produk, kasih diskon, bahkan ikut campaign besar-besaran. Tapi, anehnya, orang masih saja lebih memilih brand lain yang mungkin harganya sama atau bahkan lebih mahal. Rasanya frustasi, bukan?
Nah, inilah tanda bahwa masalahmu bukan di jumlah promosi, melainkan di kepercayaan audiens yang belum terbentuk. Kepercayaan brand itu ibarat pondasi rumah. Tanpa pondasi, sehebat apapun desainnya, rumah itu akan roboh. Sama halnya dengan bisnis, tanpa kepercayaan, orang tidak akan membeli, meskipun produknya bagus dan harganya menarik.
Kepercayaan dibangun lewat konsistensi dari kualitas produk, komunikasi yang jujur, hingga interaksi yang hangat dengan audiens.
Pertama, kamu harus memastikan brand kamu punya cerita yang relatable. Cerita ini bukan cuma soal “kita jual barang murah”, tapi tentang misi, visi, dan nilai yang kamu bawa. Misalnya, kalau kamu jual produk ramah lingkungan, tunjukkan prosesnya, edukasi audiens tentang manfaatnya, dan jadikan mereka bagian dari gerakan itu. Kedua, perhatikan testimoni dan bukti sosial.
Foto atau video pelanggan yang puas jauh lebih meyakinkan daripada sekadar klaim promosi. Ketiga, konsistensi. Jangan hari ini posting konten edukasi, besok hilang dua minggu, lalu tiba-tiba muncul untuk jualan. Dengan membangun kepercayaan, kamu tidak lagi perlu terlalu bergantung pada diskon besar atau promosi agresif. Audiens yang percaya akan membeli bukan karena termakan promo, tapi karena yakin dengan brand kamu.
Jadi, kalau kamu merasa sudah “all out” jualan tapi hasilnya tetap sepi, cobalah berhenti sejenak dan evaluasi: sudahkah audiens percaya? Kalau belum, mulailah dari sekarang. Bangun brand yang bukan cuma terdengar, tapi juga dipercaya.
Leave a Comment